Yukkk… Belajar Konstruksi Fuel Pump Motor Injeksi

Artikel P2R sebelumnya yang mencoba memberikan jawaban seputar mitos fuel pump motor injeksi akan jebol jika kehabisan bensin (baca SINI), ternyata masih menimbulkan pro dan kontra. Padahal P2R benar-benar bertanya kepada sumber resmi dari pihak Honda dan Yamaha. Ya tentu saja “KATANYA” sumber yang P2R ajak ngobrol, terpercaya sudah pasti itu bro!!

Wokehhh…. biar kita semua makin pinter, P2R berusaha mencari informasi dari berbagai sumber untuk menjelaskan lebih jauh seputar FUEL PUMP motor injeksi. Kita bahas pelan-pelan saja ya, biar makin luas spektrumnya. Dan jangan lupa, jika ada yang kurang, silahkan ditambahkan. Jangan cuma memperkeruh kolom komentar, nanti “Anda” ketahuan bodohnya, hihihi….!!!

Well…. balik lagi ke topik “Konstruksi Fuel Pump Motor Injeksi”. Mengapa motor injeksi butuh pompa bahan bahar bertekanan tinggi….??? Kok motor karburator enggak pakai fuel pump…???

Gini bro, motor karburator yang dibutuhkan hanya aliran bensin untuk mengisi mangkok karburator alias ruang pelampung. Enggak perlu tekanan tinggi, cukup pakai gaya gravitasi. Asalkan letak tangki bensin lebih tinggi dibanding mangkok karburator, beres tuh alirannya. Lancarrr…!!!

Nah, beda ceritanya dengan sistem motor injeksi. Agar bensin bisa disemprotkan oleh injektor, dibutuhkan aliran bensin bertekanan tinggi. Makanya dibutuhkan fuel pump, dan agar tekanannya terjaga harus ditambahkan fuel pressure regulator. Singkatnya sih gitu brooo….!!!

Lantasss…. dalam perkembangan teknologi injeksi dikenal 2 macam fuel pump. Berdasarkan letaknya, ada yang tipe in-tank (di dalam tangki) dan tipe in-line (di luar tangki). Dan keduanya sering disebut model basah. Yang dipakai Honda dan Yamaha adalah tipe in-tank. Punya Suzuki (Shogun FI) model yang berbeda lagi tuh, next time kita bahas ya.

Biar fokus, selanjutkanya yang akan P2R bahas adalah tipe in-tank. Letaknya dalam tangki, boleh tercelup bahan bakar. Bekerja secara elektris menggunakan motor listrik. Tegangan kerja 12 volt atau sesuai tegangan aki bawaan motor. Minim getaran karena penghisapan dan penekanan bensin menggunakan turbine pump.

Bagian turbine pump terdiri dari satu atau dua impeller yang diputar oleh motor listrik. Blade pada bagian luar impeller menghisap bensin dari lubang masuk (inlet port) lalu menekannya lewat lubang keluar (outlet port). Selanjutnya bensin dikeluarkan dari outlet port melaui sekitar motor listrik dan dialirkan keluar menuju injektor melewati feedback valve atau check valve.

Unit motor listrik sendiri terdiri dari armature coil, commutator, brush (sikat) dan magnet. Arus listrik dari aki dialirkan menuju kumparan armatur (armature coil) lewat sikat dan commutator. Sehingga armature coil timbul elektromagnetis. Karena kedua ujungnya dilengkapi bearing maka armature coil akan berputar. Berputarnya armature coil menyebabkan impeller ikut berputar untuk memompa bensin.

Pada unit pompa juga dilengkapi feedback valve dan relief valve. Feedback valve dipasangkan pada saluran keluar bensin yang bekerjanya semacam katup satu arah (one way). Ketika pompa bensin berhenti, katup feedback akan menutup. Sehingga meskipun mesin dimatikan, bensin dalam pipa penyalur selalu terjaga dalam kondisi bertekanan. Hal ini akan mempermudah menghidupkan mesin kembali. Sebab jika tidak ada sisa tekanan bahan bakar, mesin susah dihidupkan kembali.

Sedangkan relief valve berfungsi mencegah naiknya tekanan bahan bakar dari batas yang ditentukan. Pada unit pompa bensin Supra X125 PGM-FI dan V-Ixion, tugas relief valve digantikan oleh fuel pressure regulator (FPR). Katup FPR akan membuka jika tekanan bensin melebihi tekanan yang ditentukan. Misalnya Supra X125 PGM-FI mematok angka 3,0 kgf/cm2. Tekanan bensin yang melebihi batas yang diijinkan akan dikembalikan ke tangki.

Ikutin terus lanjutannya brooo….. sabarrrr…..